Pengertian
Sikap Keterbukaan
Untuk
memenuhi kehidupan yang sesuai dengan tuntutan reformasi, satu diantaranya
harus diadakan transparasi dan jaminan keadilan disegala bidang kehidupan jika
ingin mempertahankan kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Salah satu hal yang
bisa mewujudkan hal itu adalah dengan melaksanakan kehidupannya. Di dalam
kehidupan masyarakat sangat sering kita jumpai tidak adanya rasa keterbukaan
dengan anggota masyarakat lain sehingga sering terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
Kata
keterbukaan berasal dari kata
“terbuka” yang artinya: jujur dan tidak menutupi. Keterbukaan juga dapat
diartikan sebagai sikap bijak, rendah hati, adil, menerima pendapat orang lain,
memaafkan kesalahan orang lain dengan lapang dada, dan bertoleransi. Dari
penjelasan diatas, keterbukaan sangat diperlukan dalam segala aspek kehidupan,
baik dalam kehidupan berumah tangga, dalam organisasi sekecil apapun haruslah
memiliki asas keterbukaan agar ada kepercayaan dari yang memimpin dengan yang
dipimpinnya. Keterbukaan juga diperlukan untuk menciptakan rasa keharmonisan
dalam kehidupan bermasyarakat karena dengan keterbukaan seseorang akan mau
menerima segala sesuatu kelebihan yang dimiliki oleh orang lain dan tidak akan
menganggap orang lain tersebut selalu ada dibawahnya.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta
menyebutkan keterbukaan adalah “hal terbuka” atau perasaan yang terbuka.
Menurut UU. No. 28 Tahun 1999 yang
dimaksud dengan keterbukaan adalah sikap membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara
dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asazi pribadi, golongan dan
rahasia Negara.
Dari kedua penjelasan diatas dapat
kita simpulkan bahwa keterbukaan itu
adalah sesuatu sikap yang dimiliki oleh manusia dimana mau mengungkapkan
sesuatu yang bersifat jujur, sesuai dengan kenyataan yang terjadi dan mau
menerima segala sesuatu yang dimiliki orang lain baik itu dari kelebihan dan
kekurangan daya pikir maupun fisiknya.
Selain itu keterbukaan selalu berkaitan dengan sifat jujur dan mau menerima
pendapat orang lain. Jujur yang dimaksud adalah tidak curang, yang juga
mengandung pengertian keihklasan hati. Jujur juga berarti sesuai dengan apa
yang dilakukan secara ikhlas. Sifat keterbukaan yang berkaitan dengan pendapat
orang lain yaitu sifat yang mau menerima saran dan kritikan dari orang lain
sekalipun saran dan kritikan itu menyakitkan hati. Sikap-sikap seperti inilah
yang sangat perlu dikembangkan dalam masyarakat agar selalu terciptanya
hubungan kerukunan.
Ciri-ciri
Sikap Keterbukaan
Sikap keterbukaan yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari memiliki ciri seperti:
a. Adanya
hubungan yang harmonis atau sikap toleransi antara anggota masyarakat
b. Adanya
ketertiban dan keteraturan di dalam menjalakan peraturan-peraturan di
masyarakat
c. Dilakukannya
hubungan sosial
d. Bersedia
menjadi saksi terhadap peristiwa yang terjadi secara jujur, sesuai dengan
keadaannya
e. Bersedia
diperiksa bila ada indikasi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang terjadi
dalam masyarakat
f. Adanya
akuntabilitas (pertanggungjawaban)
Selain
ciri-ciri diatas, ada lima wujud sifat keterbukaan yang harus kita laksanakan:
v Sifat
keterbukaan dan keterus-terangan atas apa yang kita pikirkan (satya hredaya)
v Sifat
keterbukaan dan keterus-terangan atas apa yang kita katakan (satya wacana)
v Sifat
keterbukaan dan keterus-terangan atas apa yang kita lakukan (satya laksana)
v Sifat
keterbukaan dan keterus-terangan atas apa yang kita janjikan (satya semaya)
v Sifat
keterbukaan atas saran dan kritikan dari orang lain (satya mitra)
Sifat
keterbukaan yang perlu dipertahankan namun harus disesuaikan dengan desa, kala,
patra, sebab tidak jarang keterbukaan bisa juga mendatangkan kerugian atau
hal-hal yang tidak diinginkan. Itulah sebabnya kadang-kadang dalam situasi dan
kondisi tertentu kita tidak boleh jujur atau terlalu terbuka. Jadi ada
kebohongan yang dibenarkan ataupun ditutupi. Sikap keterbukaan akan dapat membentuk
sikap mental yang berbudi pekerti luhur, seperti tidak mementingkan diri
sendiri atau kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, saling menghargai,
saling menghormati, dan saling bersikap transparan apabila sikap keterbukaan
dapat ditumbuh kembangkan dalam diri setiap orang maka tidak ada yang namanya
korupsi, dan tidak ada lembaga pemberantasan korupsi yang disebut ICW.
Sikap
keterbukaan hendaknya mulai ditanamkan dari keluarga dan pada akhirnya pada
Negara. Karena dengan keterbukaan
terhadap diri seseorang yang maknanya luhur akan selalu mendatangkan yang
namanya kedamaian sebab diantara sikap keterbukaan tersebut tercermin saling
menghargai dan menghormati antar seasama.
Contoh
Sikap Keterbukaan
Berikut
beberapa contoh-contoh sikap yang berkaitan dengan keterbukaan:
1.
Jujur
kepada diri sendiri dan orang lain
Contoh:
Jujur yang dimaksud
adalah sikap kita terhadap diri sendiri maupun orang lain dalam menerima
keadaan yang ada, tanpa dibuat-buat.
Misalnya Ali terlahir
sebagai orang yang kurang mampu dan Ali bersekolah disekolahan elite. Meskipun
kurang mampu Alif tetap mau menceritakan identitas aslinya dihadapan
teman-teman sekolahnya dengan apa adanya tanpa rasa malu sedikitpun. Walaupun
kurang mampu, Ali tetap bersyukur dengan keadaan itu.
2.
Mau
bersosialisasi
Contoh:
Mau menceritakan
masalah yang sedang kita hadapi dan mencari bantuan pada orang lain, itu
merupakan sikap terbuka karena kita bisa melakukan sosialisasi. Walaupun ada
beberapa masalah yang tidak bisa diceritakan sepenuhnya karena beberapa alasan
tertentu.
3.
Tidak
menutup diri
Contoh:
Mau mengakui kekurangan
maupun kelebihan kita merupakan contoh sikap tidak menutupi diri, ini berarti
kita mau terbuka. Jika kita tidak tahu akan suatu hal, kita tidak boleh berdiam
diri dan menutupi diri dengan cara bersikap seakan-akan kita telah tahu agar
terlihat lebih dimata orang lain. Itu akan menghambat diri kita, jika tidak
tahu katakanlah tidak tahu dan mulailah bertanya pada orang lain. Secara tanpa
sadar kita telah dapat mengembangkan potensi yang kita miliki jika kita
menerapkan prinsip tersebut.
4.
Mau
mengintropeksi diri karena saran orang lain
Contoh:
Mau merubah sikap
dengan mendengarkan saran dari orang lain tanpa mementingkan sikap ego. Itu
artinya kita mau terbuka menerima pendapat orang lain dan melaksanakannya demi
perubahan sikap dalam diri kita.
5.
Memaafkan
ataupun meminta maaf pada orang lain
Contoh:
Mau menerima dan
memberikan kata “MAAF” kepada orang lain juga termasuk sikap terbuka karena
dengan rasa lapang dada kita dapat menerima kesalahan orang lain maupun mengakui
kesalahan kita pribadi (bertanggungjawab).
6.
Mau
menolong orang tanpa pamrih
Contoh:
Membantu orang yang
sedang kesusahan dengan memberikan sumbangan baik berupa makanan, pakaian
ataupun yang lainnya tanpa mengharapkan imbalan pada orang tersebut. Itu
artinya kita mau terbuka dengan mengulurkan tangan kita pada setiap orang, baik
orang itu kaya maupun miskin.
7.
Bersikap
sewajarnya
Contoh:
Mau menunjukkan sikap
kita pada semua orang tanpa dibuat-buat. Kita tidak perlu bersikap ramah pada
orang kaya demi mendapatkan hartanya, tetapi bersikaplah senatural mungkin
karena dapat menunjukkan karakter kita yang sebenarnya sehingga orang lain
dengan terbuka dapat menerima kita dengan baik.